berikut saya akan berbagi pada teman-teman sekalian tentang "contoh makalah suku bungku"
Kata
pengantar
Om swastyastu
Puju syukur kami
panjatkaan kehadiran Tuhan Yang maha Esa, karena berkat Rahmat dan KaruianiaNya
maka penulis dapat menyelesaikan tugas IPS, yaitu membuat makalah tentang “Suku
Bungku” dengan baik dan tepat waktunya. Telah menjadi kewajiban bagi setiap
siswa untuk melaporkan tugas yang merupakan pertanggung jawaban kegiatan.
Dalam penyusunan laporan ini penulis
telah banyak mendapatkan bantuan dan dukungan dari berbagai pihak baik secara
langsung maupun tidak langsung, baik moral maupun material seperti pepatah “
Tak ada Gading Yang Tidak Retak “. Demikian halnya dengan tugas ini meskipun
penulis telah mencurahkan segala kemampuan untuk kesempurnaan tugas ini namun
penulis merasa masih banyak terdapat kurangan-kekurangan, oleh karena itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan
tugas ini maupun tugas-tugas selanjutnya dan semoga tugas ini dapat memberikan
manfaat bagi yang membutuhkan
Om, Santih, Santih, Santih Om
Seririt,23-September-2013
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR ……………………………………………………………………………………………...
i
DAFTAR
ISI ………………………………………………………………………………………………......... ii
BAB
I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG ……………………………………………….....................
1
BAB
II PEMBAHASAN
2.1 SUKU BUNGKU………….…….……..………………………………………………………… 2
2.2 BAHASA……………………..………….….……………………..........................
2
2.3 SEJARAH RELIGI….……..………………..………………………….. ................
2
2.4 SISTEM ORGANISASI………………………………………………………………………….. 2
2.5 KESENIAN-KESENIAN SUKU BUNGKU………………………………………………….. 3
BAB
III PENUTUP
3.1 KESIMPULAN …………………………………………………………………………………… 4
3.2KRITIK DAN SARAN………………………………………………………………………….. 4
DAFTAR
PUSTAKA …………………………………………………………………………………………….
4
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kepercayaan merupakan hal utama dalam sebuah roda
kehidupan, dimana kepercayaan sebagai dasar akan petunjuk yang harus dilakukan
ketika manusia hidup didunia yang fana ini.
Kehidupan
seseorang tidak akan merasa tentram ketika didalam dirinya tidak ada suatu
kepercayaan apapun, meskipun dia seorang yang tidak beragama tetapi pada
dasarnya dia punya keyakinan tentang apa yang dia percayai pada saat itu
Suku Bungku
adalah salah satu suku yang terdapat di provinsi Sulawesi Tengah, tersebar di
kecamatan Bungku Utara, kecamatan Bungku Tengah dan kecamatan Bungku Selatan. Orang
Bungku saat ini lebih terkonsentrasi hidup di daerah pesisir dan di masa lalu
orang Bungku dikenal sebagai salah satu suku bangsa dari suatu Kerajaan
Maritim.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Suku Bungku
Suku
bungku adalah salah satu suku yang terdapat
di provinsi Sulawesi Tengah, tersebar di kecamatan Bungku Utara, kecamatan
Bungku Tengah dan kecamatan Bungku Selatan. Populasi suku Bungku diperkirakan
lebih dari 22.000 orang.
2.2 Bahasa
Orang Bungku menyebut dirinya sebagai "Tobungku". Mereka berbicara dalam bahasa mereka sendiri, yaitu bahasa Bungku atau bahasa Tobungku. Bahasa Bungku sempat dianggap sebagai dialek bahasa Kaili, tapi orang Bungku mengatakan bahwa bahasa Bungku bukan dialek bahasa Kaili, melainkan sebuah bahasa tersendiri sebagai induk bahasa di kawasan timur Sulawesi.
Bahasa Bungku terdiri dari beberapa kasta (tingkatan) bahasa, yaitu amat halus, halus, sedang dan kasar.
2.2 Bahasa
Orang Bungku menyebut dirinya sebagai "Tobungku". Mereka berbicara dalam bahasa mereka sendiri, yaitu bahasa Bungku atau bahasa Tobungku. Bahasa Bungku sempat dianggap sebagai dialek bahasa Kaili, tapi orang Bungku mengatakan bahwa bahasa Bungku bukan dialek bahasa Kaili, melainkan sebuah bahasa tersendiri sebagai induk bahasa di kawasan timur Sulawesi.
Bahasa Bungku terdiri dari beberapa kasta (tingkatan) bahasa, yaitu amat halus, halus, sedang dan kasar.
2.3 Sejarah Religi
Di masa lalu orang Bungku pernah terkait hubungan dengan orang Bugis, terutama ketika masuknya para tokoh Islam Bugis ke dalam masyarakat suku Bungku.
Masyarakat suku Bungku secara mayoritas adalah penganut agama Islam Sufi. Mereka adalah penganut Islam yang taat. Beberapa pengamalan dalam hidup sangat kental dipengaruhi oleh budaya Islam, terlihat dalam beberapa tradisi adat dan kesenian mengandung unsur Islami.
Pengaruh animisme pada suku Bungku saat sebelum masuknya Islam pada kalangan masyarakat suku Bungku sedikit tidaknya masih terlihat dari fenomena dukun yang berpengaruh pada masyarakat Bungku. Dukun dalam bahasa Bungku disebut dengan istilah Sando.
2.4 Sistem Organisasi
Dalam sistem organisasi kemasyarakatan masyarakat Bungku terdiri dari beberapa struktur lapisan, yaitu: masyarakat raja (pau), bangsawan (mokole), rakyat biasa dan budak (ata). Sistem kekerabatan dalam masyarakat Bungku disebut tepoalu petutua’ia. Selain itu, juga dapat ditelusuri melalui sistem gotongroyong yang berlaku pada masyarakat seperti, metatulungi, mefalo-falo dan mo’ala oleo.
2.5 Kesenian-kesenian suku bungku
Suku Bungku memiliki berbagai macam kesenian seperti: seni beladiri silat (kuntaw dan manca), seni tetabuhan (tatabua) ndengu-ndengu, ganda dan rabana).
Pada masa pemerintahan kerajaan di tanah Bungku, terdapat 8 pesan filsafat yang maknanya cukup dalam namun kini sudah tidak ditemukan lagi pengamalannya dalam kehidupan sehari-hari, yaitu:
- “baratantonga tompano pandeanto, tila mengkena pande motauanto” artinya seimbangkan ujung ketrampilan kita, bahagi sama ujung ketrampilan dan pengetahuan kita.
- sopan santun dalam bahasa Bungku dikenal dengan istilah Kona’adati, konalelu, dan kona atora artinya bertingkah laku sesuai dengan tuntunan adat istiadat.
- kemandirian dalam bahasa Bungku identik dengan tumorampanta, tumadempanta atau lumakompanta artinya hidup sendiri, berdiri sendiri atau berjalan sendiri.
- taat terhadap orang tua merupakan kewajiban seorang anak.
- disiplin dan cermat yang disebut katutu atau matutu,
- tanggung jawab,
- kejujuran dalam bahasa Bungku disebut kamoleoa atau moleo.
- rasa pengabdian yang dikenal dengan safa montulungi yang juga diidentikkan dengan pongkokolaro.
Masyarakat suku Bungku pada umumnya berprofesi sebagai petani. Mereka menanam padi sawah maupun ladang, serta becocoktanam berbagai jenis sayur-sayuran dan buah-buahan. Beberapa tanaman keras juga mereka tanam-tumbuhkan seperti kelapa dan cocoa. Selain itu beberapa dari mereka memilih profesi sebagai pedagang dan lain-lain.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kesimpulan
yang dapat diambil bahwa keanekragaman suku yang ada di Indonesia itu beragam.
Perbedaan ras termasuk ke dalam diferensasi sosial, sehingga tidak ada ras yang
lebih tinggi kedudukannya di suatu tempat. Jadi, sudah sebaiknya tidak terjadi
konflik sosial yang timbul
3.2 Saran dan Kritik
Saya selaku penyusun Makalah ini sadar bahwa makalah yang
telah saya selesaikan ini masih banyak kekurangan. Jadi, saya mohon kepada
Bapak guru untuk memberikan saran dan kritik yang membangun guna menjadikan
makalah saya ini menjadi lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
protomalayans.blogspot.com/2012/10/suku-bungku-sulawesi.html
regional.kompasiana.com/page/390/
Demikian postingan Saya mengenai "Makalah tentang suku Bungku "
semoga bermanfaat bagi teman-teman sekalian,,
sampai ketemu di postingan selanjutnya see you.....